Sabtu, 13 Mei 2017

LAUNCHING 100 BLOG GURU IGI LAHAT

Hari Sabtu tanggal 13 Mei 2017 adalah hari yang bersejarah bagi para guru di Kabupaten Lahat yang tergabung sebagai anggota IGI (Ikatan Guru Indonesia) karena pada hari tersebut diadakannya workshop Satu Guru Satu Blog (SASUSABLOG). Di hari tersebut para peserta mendapat gambaran dari hal-hal yang terpikirkan dalam memajukan pendidikan. Gambaran itu adalah betapa negara kita mempunyai guru-guru yang berdedikasi dan mempunyai semanga untuk selalu belajar dan meningkatkan kemampuan diri. 


Dari guru-guru yang hadir saya belajar banyak sekali tentang bagaimana melakukan hal yang terbaik bagi siswa kita ditengah keterbatasan. Cara mereka menyiasati perubahan membuat saya makin optimis bahwa pendidikan Indonesia bisa maju karena saya percaya bahwa lokomotif perubahan dalam dunia pendidikan di kendarai oleh guru-guru yang berdedikasi dan berkomitmen serta mau mengusahakan yang terbaik untuk siswanya.

WORKSHOP SAGUSABLOG IGI KABUPATEN LAHAT


Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa sangat tergantung pada maju dan mundurnya pendidikan. Karena dengan pendidikan manusia akan mengetahui kebaikan dan keburukan.


Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi guru di Kabupaten Lahat tidak ketinggalan dalam merasakan banyaknya dampak positif dari perkembangan teknologi. Mulai dari penunjang komunikasi keluarga samapai dengan peluang bisnis dengan berbagai relasi.
Abad 21 merupakan abad perkembangan teknologi informasi. Berbagai informasi begitu mudah di akses melalui berbagai perangkat termasuk ponsel pintar. Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat menjamur mempunyai dampak yang positif dan negatif. Apabila penggunaan oleh anak tanpa perhatian dari orangtua maka bisa jadi penggunaan teknologi tersebut bisa menyimpang ha dan bisa berdampak buruk pada perkembangan buah hati kita.



Teman yang baik akan berpengaruh baik terhadap terserapnya adab yang luhur dan sebaliknya, teman yang buruk akan memberikan kontribusi keburukan terhadap terjerumusnya anak dalam penyimpangan. Begitu pula ponsel yang digunakan dengan baik akan memberikan dampak kebaikan pula pada pemakainya, namun jika dimanfaatkan untuk keburukan maka akan memberikan keburukan seburuk-buruknya.

Satu Guru Satu Blog Pembelajaran memberikan solusi tepat di dalam mengarahkan anak-anak menuju pemanfaatan teknologi informasi dengan sebaik-baiknya. Dengan pendekatan sagusablog ini anak kita arahkan untuk dapat memanfaatkan ponsel mereka dengan mengakses berbagai materi pelajaran,  mengakses soal latihan, tugas-tugas dan juga game pembelajran sehingga anak tidak disibukkan dengan sosial media yang tidak jelas arahnya.



JENIS KOLOID


A.           Sistem  Koloid
1.    Pengertian dan Jenis-jenis Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian juga merupakan sistem koloid. Koloid adalah suatu sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat stabil.

Perbedaan Larutan Sejati, Sistem Koloid, Dan Suspensi Kasar

Larutan
(Dispersi Molekuler)
Koloid
(Dispersi Koloid)
Suspensi
(Dispersi Kasar)
Contoh: larutan gula dalam air
Contoh: campuran susu dengan air.
Contoh: campuran tepung terigu dengan air.
Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) < 1nm
Partikel berdimensi antara 1 nm-100 nm
Salah satu atau semua dimensi partikel >100 nm
Satu fase
Dua fase
Dua fase
Stabil

Pada umumnya stabil.

Tidak stabil
Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaring ultra.
Tidak dapat disaring.
Homogen, tak dapat dibedakan, walaupun menggunakan mikroskop ultra
Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra
Heterogen

2.    Jenis – Jenis Koloid
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
  
Fase Terdispersi
Pendispersi
Nama koloid
Contoh
Gas
Gas
Bukan koloid, karena gas bercampur secara homogen
Gas
Cair
Busa
Buih, sabun, ombak, krim kocok
Gas
Padat
Busa padat
Batu apung, kasur busa
Cair
Gas
Aerosol cair
Obat semprot, kabut, hair spray di udara
Cair
Cair
Emulsi
Air santan, air susu, mayones
Cair
Padat
Gel
Mentega, agar-agar
Padat
Gas
Aerosol padat
Debu, gas knalpot, asap
Padat
Cair
Sol
Cat, tinta
Padat
Padat
Sol Padat
Tanah, kaca, lumpur

a.    Aerosol
                              
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispesi dalm gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang tyerdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair. Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain.

b.    Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Sistem koloid dari cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi terbeentuk karena adanya pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonise.

c.    Buih
              
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein.

d.    Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat dibentuk dari suatu sol yang zat terdispersinysa mengadsorbsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.
Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi
1. Gel elastis
Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin
            2. Gel non-elastis

Gel yang bersifat tidak elastis, artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah gel silika.

SELAMAT DATANG DI MATERI PEMBUATAN KOLOID

Pembuatan Koloid

Jika kita atau sebuah industri akan memproduksi suatu produk berbentuk koloid, bahan bakunya adalah larutan (partikel berukuran kecil) atau suspensi (partikel berukuran besar). Didasarkan pada bahan bakunya, pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut

1.    Kondensasi
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut.
a.    Reaksi Redoks
Contoh
Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H 2 S dengan larutan SO 2 .
Persamaan reaksinya: 2 H 2 S (g) + SO 2 (aq) →2 H 2 O (l) + 3 S (s)
Pembuatan sol emas dari larutan AuCl 3 dengan larutan encer formalin (HCHO).
Persamaan reaksinya:
2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l) → 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH (aq)

b.    Reaksi Hidrolisis
Contoh, pembuatan sol Fe(OH) 3 dengan penguraian garam FeCl 3 Persamaan reaksinya adalah: mengunakan air mendidih.
FeCl 3 (aq) + 3 H 2 O (l) → Fe(OH) 3 (s) + 3 HCl ( aq)

c.    Reaksi Dekomposisi Rangkap
Contoh
a) Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S dan asam arsenit (H 3 AsO 3 ) yang encer.
Persamaan reaksinya: 2 H 3 AsO 3 (aq) + 3 H 2 S (g) → As 2 S 3 (s) + 6H 2 O (l)
b) Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO 3 dengan larutan NaCl encer.
Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq)
4) Reaksi Pergantian Pelarut
Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air. Persamaan reaksinya:
S (aq) + alkohol + air → S (s) Larutan S sol belerang

2.     Dispersi
Dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi).
Pembuatan koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur Bredig, dan ultrasonik.
a.    Proses Mekanik
Proses mekanik adalah proses pembuatan koloid melalui penggerusan atau penggilingan (untuk zat padat) serta dengan pengadukan atau pengocokan (untuk zat cair). Setelah diperoleh partikel yang ukurannya sesuai dengan ukuran koloid, kemudian didispersikan ke dalam medium (pendispersinya). Contoh, pembuatan sol belerang.
b.    Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid. Contoh, proses pencernaan makanan dengan enzim dan pembuatan sol belerang dari endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas asam sulfida.
c.    Busur Bredig
Busur Bredig ialah alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel koloid dengan menggunakan arus listrik tegangan tinggi. Caranya adalah dengan membuat logam, yang hendak dibuat solnya, menjadi dua kawat yang berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam air; kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian akan meluruh ke dalam air sehingga terbentuk sol logam. Contoh, pembuatan sol logam.

d.    Suara Ultrasonik
Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-sama untuk pembuatan sol logam. Ka1au busur Bredig menggunakan arus listrik tegangan tinggi, maka cara ultrasonik menggunakan energi bunyi dengan frekuensi sangat tinggi, yaitu di atas 20.000 Hz.

SELAMAT DATANG DI BLOG KIMIA

ALAT PERAGA SEDERHANA HIDROKARBON



            Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia, cara memperoleh,  serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan  teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep,  prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.
            Mata pelajaran Kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk  memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi  serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Tujuan mata pelajaran Kimia dicapai oleh peserta didik melalui berbagai pendekatan, antara lain pendekatan induktif dalam bentuk proses inkuiri ilmiah pada tataran inkuiri terbuka.  Proses inkuiri ilmiah bertujuan menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah
             Untuk mengatasi semua itu dan  agar materi yang diajarkan sesuai Konsep serta  pakta yang sebenarnya dan untuk menciptakan  pembelajaran menjadi lebih menyenangkan ,aktif , Kreatif serta  untuk memperjelas pakta dan memberi pengalaman langsung dalm  mengembangkan pengetahuannya untuk  memahami alam sekitar secara ilmiah. yan dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk memahami  materi ajar Senyawa karbon dan sifat-sifatnya  penulis mencoba membuat Karya Inovasi pembelajaran Kimia SMA kelas X  pada materi ajar Hidrokarbon  dan Senyawanya  yang berjudul  Molymod ”  media molymod tersebut dibuat penulis dengan cara membentuk plastisin lalu dimodifikasi dalam bentuk Media alat peraga pembelajaran dengan bentuk molymod asli  sehingga menjadi alat peraga berbentuk Molymod.
A. Tujuan Pembuatan Karya Inovasi
Karya Inovasi Kimia SMK  kelas  XI semester 2,kompetensi dasar Mengkomunikasikan senyawa hidrokarbon  dan  kegunaannya  yang berjudul  Model Atom Hidrokarbon dari Plastisin”  media tersebut dibuat penulis bertujuan Untuk:
1.    Memperjelas penggunaan plastisin untuk mengganti molymod yang asli  
2.    Menperjelas Konsep tentang kekhasan atom karbon  
3.    Menciptakan pembelajaran yang aktif inovatif efektif dan menyenangkan
B. Manfaat pembuatan karya inovasi
          Karya inovasi pembelajaran Kimia  dengan materi ajar kekhasan atom karbon dan senyawanya  yang berjudul  Model Atom Hidrokarbon dari Plastisin ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.    Bagi siswa untuk menperjelas penggunaan plastisin  untuk mengganti molymod yang asli dengan menggunakan plastisin dengan demikian kekhasan atom lebih mudah dipahami oleh siswa sehingga aktivitas dan daya serap belajar siswa semakin meningkat.

2.    Guru, untuk  menambah wawasan  dan pengetahuan guru dalam memahami dan menerapkan proses pembelajaran Kimia di SMK  agar pembelajan lebih Efektif Aktif Kreatif dan  menyenangkan sehingga aktivitas dan daya serap   belajar siswa semakin meningkat.

3.    Kepala sekolah, untuk memberikan sumbangan yang bermanfaat dan berguna  dalam rangka memperbaiki proses proses pembelajaran Kimia di SMK Negeri 1 Lahat, dalam rangka menciptakan pembelajaran PAIKEM (Aktif ,Inovaitif ,Kreatip,Epektif dan menyenangkan) dan selanjutnya  dapat lebih meningkatkan kemampuan guru dalam memperbaiki proses pembelajaran Kimia  terutama melalui penerapan pembelajaran menggunakan media berupa alat peraga pembelajaran sehingga aktivitas dan daya serap belajar siswa dapat ditingkatkan.


RANCANGAN/ DESAIN / PROSEDUR/ CARA PEMBUATAN ALAT PeRAGA

A.   Alat dan  Bahan yang digunakan dalam pembuatan Alat Praga
      1. Plastisin 2 warna
      2. Tusuk gigi / lidi

B. Prosedur Cara Pembuatan
         1.    Siswa Membentuk Plastisin menjadi bulatan-bulatan kecil sesuai yang diinginkan
         2.     Menyiapkan tusuk gigi / lidi untuk digunakan sebagai ikatan
         3.    Kemudian dirangkai/disusun  sesuai dengan senyawa karbon yang dibuat
         4.    Gambarkan  struktur dari senyawa hidrokarbon yang telah di buat pada tabel yang disediakan
         5.    Alat peraga dapat digunakan


 PENGGUNAAN ALAT PERAGA

A.    Komptensi Inti  
1.      Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2.      Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong-royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3.      Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan  prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

4.      Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

B.    Kompetensi Dasar :

1.1     Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan, koloid, senyawa karbon dan polimer sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
1.2     Mensyukuri kekayaan alam Indonesia berupa  minyak bumi, batubara dan gas alam sebagai anugerah Tuhan YME dan dapat digunakan untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
2.1  Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2  Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3  Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
3.1  Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.
4.1  Mengklasifikasi senyawa hidrokarbon berdasarkan struktur, sifat senyawa, dan kekhasan atom karbon.



B.    Materi Ajar




1.    Menunjukkan Karbon dan Hidrogen dalam senyawa karbon

Bahan yang berasal dari makhluk hidup umumnya merupakan senyawa karbon. Perhatikanlah apa yang terjadi ketika sampel organic, seperti kayu, telur, daging atau beras dibakar pada suhu yang cukup tinggi, bahan itu menjadi gosong. Hal itu terjadi karena pemanasan menyebabkan senyawa karbon dalam bahan tersebut terurai menjadi karbon yang berwarna hitam. Adanya unsur karbon dan hidrogen dalam sampel organik, secara lebih pasti dapat ditunjukkan melalui percobaan sederhana, yaitu uji pembakaran. Pembakaran sampel organik akan mengubah karbon (C) menjadi karbon dioksida (CO2) dan hidrogen (H) menjadi air (H2O). Gas karbon dioksida dapat dikenali berdasarkan sifatnya yang mengeruhkan air kapur, sedangkan air dapat dikenali dengan kertas kobalt karena air mengubah warna kertas kobalt dari biru menjadi merah muda (pink).
Sampel + Oksidator         ===>     CO2(g) + H2O(l)
CO2(g) + Ca(OH)2(aq)     ===>          CaCO3(s) + H2O(l)
                  Air Kapur
Kertas kobalt biru + H2O(l)    ===>     Kertas kobalt merah muda

2.    Keunikan Atom Karbon
a.    Karbon mempunyai 4 Elektron valensi
b.    Atom karbon dapat membentuk ikatan, yaitu :
·         Ikatan kovalen yang dibentuk karbon relative kuat
·         Karbon dapat membentuk ikatan rangkap dan ikatan rangkap tiga

3.    Rantai Atom Karbon
Perwujudan dari keistimewaan atom karbon adalah kemampuan karbon membentuk rantai atom karbon. Atom karbon dengan empat elektron valensi dapat membentuk ikatan antar atom karbon berupa ikatan tunggal, akatan rangkap , atau rangkap tiga. Selain itu, atom karbon dapat pula membentuk rantai lingkar (siklik). Hal itulah yang menyebabkan jumlah senyawa karbon menjadi sangat banyak.

4.    Atom Karbon Primer, Sekunder, Tersier dan Kuarterner
Atom karbon dengan empat ikatan kovalen tunggal dibedakan atas atom karbon primer (1°) , sekunder (2°) , tersier (3°) dan kuartener (4°). Atom primer adalah atom karbon yang terikat langsung pada 1 atom karbon lainnya, atom karbon sekunder terikat langsung pada 2 atom karbon lainnya, dan seterusnya.

Hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). (model atom karbon dan hidrogen ditampilkan)
Salah satu contoh senyawa hidrokarbon yang sederhana adalah metana, dengan rumus struktur CH4. (model struktur senyawa metana)
Dalam kimia karbon adalah penting bagi kita untuk dapat menuliskan rumus molekul dan rumus struktur. Rumus molekul menyatakan jumlah atom setiap unsur yang ada dalam suatu molekul. Sedangkan rumus struktur menggambarkan bagaimana atom-atom itu terikat satu sama lain. (tampilkan sebagai contoh rumus molekul CH4 dan rumus struktur CH4).

Hidrokarbon terbagi menjadi dua kelompok utama yaitu hidrokarbon alifatik danhidrokarbon aromatik. Yang termasuk hidrokarbon alifatik adalah hidrokarbon yang memiliki rantai lurus, rantai bercabang atau rantai melingkar. Sedangkan untuk hidrokarbon aromatik, rantainya mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil. (model hidrokarbon alifatik dan aromatik)

Atom karbon dengan nomor atom = 6 memiliki elektron terluar sebanyak empat buah, dengan demikian sesuai kaida oktaf, atom karbon memerlukan empat buah elektron lagi agar susunan elektronnya stabil. Sehingga atom karbon mampu membentuk empat buah ikatan kovalen dengan atom-atom lain. Karbon dapat membentuk ikatan kovalen dengan berbagai unsur  non logam terutama hidrogen, oksigen, nitrogen, dan golongan halogen (F, Cl, Br, H) dengan kata lain atom karbon bervalensi empat.

                    .                         |
               .   C   .             ---  C  ---
                    .                         |

Fungsi plastisin : Untuk menjelaskan ikatan karbon dengan atom yang lain.

C.   Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran
Dalam pembelajaran
1.    Siswa dibagi menjadi 8 kelompok  masing masing kelompok  beranggotakan 5 orang
2.    Setiap  kelompok diberi 1 set rangkaian molymod   
3.    Siswa Melakukan diskusi kelompok menerjakan LKS yang diberikan guru
4.    Siswa diminta mengamati rangkaian molymod
5.    Siswa menentukan ikatan yang terjadi pada molymod
6.    Siswa menemukan ikatan yang terjadi pada molymod 
7.    Diskusi kelas membahas rangkaian molymod
8.    Guru menerangkan terjadinya ikatan pada molymod
9.     Dari molymod Guru  menerangkan dan menyimpulkan bahwa terdiri dari
a)    Ikatan karbon bisa berikatan dengan atom lain
b)    Ikatan dapat dibagi menjadi tiga yaitu
Ø  Ikatan rangkap tunggal
Ø  Ikatan rangkap dua
Ø  Ikatan rangkap tiga

  
 KESIMPULAN  DAN  SARAN


A.        Kesimpulan

             Dari uraian penggunaan alat praga dalam pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa Media berbentuk molymod cukup  efektip untuk meciptakan  pembelajaran yang Aktif kreatip inovatif efektif dan menyenangkan sehingga konsep menjelaskan ikatan kimia dalam senyawa hidrokarbon dapat dipahami oleh siswa dengan mudah


B.        Saran

Berdasarkan uraian penggunaan Alat Praga Molymod dalam Pembelajaran , kekhasan atom karbon dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

  1. Alat Peraga molymod tiruan dari plastisin dalam Pembelajaran kekhasan atom karbon cukup efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar Kimia SMK  Negeri 1 Lahat,  berdasarkan hal itu, disarankan kepada para guru untuk menggunakan alat peraga berupa molymod dalam pembelajaran Kimia dalam materi hidrokarbon.
  2. Pengunaan Alat peraga dalam pembelajaran  selalu dipengaruhi oleh perbedaan individu. Para guru disarankan untuk memperhatikan perbedaan individu dalam penerapan Pengunaan Alat peraga
  3. Agar penggunaan Alat peraga bentuk molymod dalam penggunaannya lebih efektip  dan mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan hendaknya dalam pernggunaannya guru dapat mengkaitkannya dengan berbagai model pembelajaran dan berbagai metode sehingga tercipta pembelajaran yang Aktif kreatif inovatif efektif dan menyenangkan




  
DAFTAR PUSTAKA



Depdiknas, 2000. Pedoman Pembuatan  Alat Pelajaran Peraga  . Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas, 2006. Standar Isi Kimia SMA  . Jakarta : Depdiknas.
Pranowo, Deni. 2004. Kimia Untuk Kelas X. Yogyakarta. Intan Pariwara
Sukiman, 2012. Pengembangan Media pembelajaran. Yogyakarta. Pustaka Insan Madani